MENGALAH
Sebuah Perenungan - Dr. Heintje Kobstan
"MENGALAH"
Dalam hidup ini seringkali kita diajar untuk selalu memenangkan sebuah kompetisi, jika gagal harus dicoba lagi, diusahakan lagi bahkan sampai berulang-ulang. Dalam berbisnis begitu juga, kita harus memenangkan kompetisi bahkan kalau perlu jangan sisakan buat lawan kita. Semua harus dikuasai, dimiliki tidak peduli dengan sekeliling. Anak-anak pun sifatnya seperti itu, mau memiliki apa yang dimiliki oleh temannya bahkan tidak jarang terjadi perkelahian diantara mereka karena memperebutkan mainan. Anak-anak itu suka berebutan mainan, memperdebatkan hal-hal sepele bahkan yang belum terjadi dan suka menang sendiri. Tidak ada kata mau mengalah dalam kamus mereka. Bahkan jika sang kakak disuruh mengalah terhadap adiknya, maka yang terjadi adalah sang kakak akan protes dan akhirnya ngambek begitu juga sebaliknya.
Sikap mau menang sendiri dan tidak mau mengalah ternyata tidak hanya terjadi pada anak-abnak, orang dewasa pun demikian. Ada sikap egoisme, rasanya harga diri akan diinjak-injak jika mengalah. Baik dalam rumah tangga ataupun dalam pekerjaan dan bisnis. Suami tetap ngotot mempertahankan pendapat, istri juga dan akhirnya bisa berujung pada saling menyakiti dan perceraian. Dikantor juga begitu, atasan-bawahan, sesama pekerja terkadang terlibat dalam perdebatan yang tidak akan menemukan jalan keluar kecuali mengalah.
Bukan berarti dalam hidup ini kita harus selalu mengalah. Tetapi dalam hal-hal tertentu demi berlangsungnya kebersamaan dan kesatuan ada baiknya jika kita bisa saling mengalah dan memendam ego kita. Tuhan pun ingin agar kita bisa duduk bersama dalam ikatan kasih karena masing-masing ingin memperjuangkan kebersamaan. Dan janji Tuhan jika ada kesatuan maka kesanalah akan diperintahkan berkat. #passionateheintje.blogspot.com
"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!... Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."
Komentar
Posting Komentar