KETIKA MEREKA MENGGOSIPKAN KITA
Sebuah Perenungan - Dr. Heintje Kobstan
"KETIKA MEREKA MENGGOSIPKAN KITA"
Mungkin kita sering mendengar ada teman yang membicarakan tentang keadaan orang lain dengan begitu bersemangat. Semua yang diceritakan adalah kekurangannya mungkin juga diselipkan kelebihannya sedikit sebagai bumbu cerita biar lebih menarik namun kebenaranya diragukan. Gosip atau desas-desus (Ing: rumors) adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi kebenarannya diragukan atau merupakan berita negatif.
Dalam hidup ini kita sudah terbiasa menggosip, gosipin artis apalagi bisa dikatakan legal karena juga ditayangkan di TV, gosipin teman, gosipin suami orang, gosipin apa saja yang bisa digosipin bahkan tidak jarang kita pun digosipin orang. Ketika mereka menggosipkan kita, seringkali kita merasa marah, kecewa, jengkel, frustasi, stress bahkan depresi. Tidak jarang kita berusaha untuk meluruskan berita itu atau bahkan memperkarakannya ke kepolisian atau sampai ke pengadilan.
Apa yang seharusnya kita lakukan ketika mereka menggosipkan kita?
1. Bersyukur bahwa ternyata masih ada orang yang mempedulikan kita.
2. Jika berita itu tidak benar, biarkanlah. Ada pepatah, anjing menggonggong kafilah berlalu.
3. Introspeksi diri, karena seringkali kita tidak sadar dengan apa yang kita katakan atau lakukan. Mungkin kita pernah menggosipkan orang lain, hukum tabur tuai, jadi minta ampunlah kepada Tuhan.
4. Jika kita digosipkan berarti kita punya kelebihan dibandingkan mereka.
5. Ajak si penggosip untuk berbicara dengan kita.
6. Lepaskan pengampunan kepada mereka yang suka menggosipkan kita.
Gosip memang tidak bisa dihentikan atau dilarang so bersikap positiflah jangan galau dan serahkanlah semua kepada Tuhan. #passionateheintje.blogspot.com
"Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah."
Komentar
Posting Komentar