BERADU ARGUMENTASI
Sebuah Perenungan - Dr. Heintje Kobstan
"BERADU ARGUMENTASI"
Suatu ketika kedua anak saya sedang bermain bersama dan sedang asyik-asyiknya tiba-tiba mereka sudah mulai bertengkar saling beradu argumen dan kemudian berakhir dengan perkelahian sehingga saya harus melerai mereka. Ketika saya bertanya kepada mereka kenapa berkelahi, ternyata hanya persoalan kecil saja, si adik mau belok kanan si kakak tidak mau. Hanya itu saja sudah membuat mereka adu mulut, berargumen.
Kita juga sering melihat dalam sidang-sidang dewan di televisi atau pun rapat-rapat yang kita hadiri tidak jarang pun berakhir dengan adu argumentasi dan perkelahian. Bukan hanya itu saja, diskusi-diskusi yang dilakukan kalangan terbatas di warung kopi pun bisa berakhir dengan debat kusir. Baik di organisasi umum maupun rohani tidak terlepas dengan saling adu argumen. Namun jika itu terjadi dengan tujuan membawa suatu organisasi kearah yang baik tidak masalah. Tapi seringkali adu argimentasi.berakhir dengan perpecahan.
Mengapa hal ini terjadi? Biasanya persoalannya sederhana dan mudah diselesaikan tapi karena ego, merasa dirinya lebih pintar, bijaksana dari orang lain dan orang lain juga seperti itu, tidak mau mengalah, saling menyalahkan dan menjatuhkan maka suatu permasalahan yang sederhanapun akan membesar apalagi sudah menyangkut masalah pribadi.
Mari kita sadari bahwa ada sisi negatif dalam beradu argumentasi karena menonjolkan masalah pribadi. Marilah kita berdiskusi untuk mencari solusi yang terbaik, saling merendahkan diri, menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Karena Tuhan tidak ingin adanya perpecahan tapi kesatuan hati untuk memuliakan Dia. #passionateheintje.blogspot.com
"Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan."
Komentar
Posting Komentar