TIGA KALI TAMBAH ITU KURANG

Sebuah Perenungan - Dr. Heintje Kobstan
"TIGA KALI TAMBAH ITU KURANG"

Anakku yang kecil bertanya, "Papi, berapa tiga kali tambah?" saya menjawabnya, "kurang" dan anakku yang besar berkata, "betul itu papi" kami lalu tertawa bersama... ternyata tiga kali tambah itu kurang bagi yang kuat makan.
Perut bisa berkata tidak cukup untuk makanan yang masuk. Saya pernah mengalaminya di Kendari, makan sinonggi (makanan khas dari sagu seperti kapurung atau papeda yang dicampur sayur kuah dan ikan kuah), karena teman yang masak itu ahli maka saya pun keenakan makan sampai tidak sadar kalau perut sudah penuh dan akhirnya hampir tidak bisa bernafas hahaha...
Berbicara tiga kali tambah itu kurang, ini merupakan sifat keserakahan manusia yang tidak pernah merasa cukup.
Hari ini kita bisa puas dengan makanan yang kita nikmati, mobil yang kita kendarai, rumah yang kita tinggali, pekerjaan yang kita punya, smartphone canggih yang kita miliki, keluarga yang kita bangun... namun besok kita bisa merasa tidak puas dengan semua itu dan mau ingin lebih lagi. Manusia ingin lebih dan lebih lagi tanpa merasa puas bahkan serakah. Sudah punya satu mau dua, punya dua mau empat, dst.
Ketidakpuasan dan keserakahan akan membawa masalah dalam hidup. Kekacauan demi kekacauan akan tercipta, penaklukan demi penaklukan akan terjadi bahkan kekerasan demi kekerasan pun dilakukan. Semua itu untuk memenuhi rasa tidak puas. Tidak peduli keluarga, teman, Tuhan bahkan dengan gampang mengorbankan itu semua.
Tiga kali tambah harusnya berarti berlebihan.. jika disertai rasa puas dengan apa yang kita miliki dan ucapan syukur kepada Tuhan yang telah mengaruniakan itu semua. Renungkanlah! #passionateheintje.blogspot.com
Amsal 27:20 "Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT