Devotion 58: HIKMATMU HIKMATKU HIKMAT APA?
Devotion 58 - Dr. Heintje Kobstan
"HIKMATMU HIKMATKU HIKMAT APA?"
Bacaan: Yakobus 3
Untuk menjadi orang yang sukses dibutuhkan kecerdasan intelektual, namun ternyata kecerdasan intelektual tidaklah cukup untuk meraih keberhasilan dan mempertahankannya. Harus diperlukan juga kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. 3 hal ini dapat menjamin seseorang bisa berhasil dalam hidupnya. 3 hal ini mungkin bisa disamakan dengan hikmat. Namun jika seseorang menyatakan bahwa ia memiliki hikmat belum tentu dia telah memiliki hikmat surgawi atau hikmat Allah.
Bagaimana kita dapat membedakan bahwa seseorang memiliki hikmat sorgawi atau dunia? Dari motivasi yang mendasarinya dan sumbernya dapatlah dilihat mana hikmat sorgawi atau duniawi. Jelaslah bahwa sumber dari hikmat sorgawi adalah dari Allah dan hikmat duniawi bersumber dari nafsu duniawi yang juga dipengaruhi oleh si iblis. Namun untuk melihat manifestasi dari hikmat sorgawi dan duniawi dapat terlihat dari motivasi yang mendasarinya. Motivasi hikmat sorgawi adalah kelemahlembutan sedangkan hikmat duniawi adalah iri hati, memegahkan diri dan dusta melawan kebenaran. Dampak dari hikmat duniawi adalah kekacauan dan segala perbuatan jahat. Sedangkan hikmat sorgawi ditandai dengan kemurnian hati yang terdiri dari sifat dan perbuatan: pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Melihat pemaparan diatas, maka hikmatku hikmatmu hikmat apa? Mintalah dan milikilah hikmat dari Allah. Hikmat ini pula yang akan menuntun kita memiliki cara hidup yang baik yang akan menyatakan damai sejahtera Allah bagi sekeliling kita. #passionateheintje.blogspot.com
Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."
Komentar
Posting Komentar