BERSELANCAR
Sebuah Perenungan - Dr. Heintje Kobstan
"BERSELANCAR"
Bali merupakan surga bagi para peselancar. Pantai dan ombaknya yang tinggi menjulang sangat disenangi oleh mereka. Ada hal yang menarik ketika memperhatikan mereka berselancar. Dengan sabar mereka menunggu ombak yang tepat datang dari kejauhan, lalu kemudian mengayuh papan selancar mereka dan kemudian ketika mereka bertemu dengan ombak, mereka berdiri dan mulai melakukan atraksi bukan menghadapi ombak namun memanfaatkan ombak yang besar itu, meliuk-liuk di dalam ombak dan akhirnya sampai ketepian pantai. Namun juga kalau mereka lengah, ombak dapat menggulung mereka masuk sampai kedalam air dan tidak jarang terjadi kecelakaan bahkan nyawa bisa melayang, namun selalu ada rescue team yang akan menolong. Satu hal yang mereka yakini adalah saat mereka berselancar pasti mereka akan sampai ketepian walau ombak besar sanggup mencelakai mereka.
Begitu juga dengan kehidupan, ombak besar datang silih berganti dalam kehidupan dan kita tidak berani mengambil tindakan untuk bisa berselancar menikmatinya, sehingga kita hanya jadi penonton bagi mereka yang dengan berani berselancar dalam ombak kehidupan. Kita hanya terpukau dan duduk merenung memandangi lautan. TAKUT! yah takut dengan ombak besar yang akan menggulung kita masuk kedalam pusarannya dan mematikan kita.
Dalam hidup ini, setiap ombak yang datang harus dinikmati. Tunggu waktu yang tepat untuk menyambut datangnya ombak yang besar dan kemudian berselancarlah. Kita tidak akan dibawa ke tengah gelombang tapi akan dihantarkan kembali di tepi pantai dan kita bisa bersukacita karenanya. Ombak besar kehidupan tak selamanya menghancurkan kita tapi justru akan mendatangkan kenikmatan ketika kita menghadapinya dan Tuhan akan selalu menolong kita. Berselancarlah! #passionateheintje.blogspot.com
Mazmur 27:6 "Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku..."
Komentar
Posting Komentar