Devotion 56 : JANGAN MENDUA HATI
Devotion 56 - Dr. Heintje Kobstan
"JANGAN MENDUA HATI"
Bacaan: Yakobus 1
Apakah Anda akan tetap bersukacita jika ada masalah misalnya di PHK akibat tidak mau mengikuti keinginan atasan untuk membuat buku ganda laporan keuangan? Atau kesakitan karena menderita tumor otak? Atau kehilangan anggota keluarga yang kita kasihi karena tabrakan maut? Seringkali dalam khotbah-khotbah kita dihimbau untuk terus bersukacita. Hal ini untuk meminimalisir dukacita yang dialami dengan bersikap seolah-olah tidak pernah merasakan sedih, pedih, merintih dan menangis? Hal ini sepenuhnya tidak benar! Dalam menghadapi pencobaan dan pergumulan yang berat, sebagai orang Kristen kita masih hidup di dunia realita. Namun kita tidak hanyut didalam perasaan duka, sedih, kecewa, berkabung yang berkepanjangan karena kita mempunyai keyakinan bahwa semua pencobaan yang dialami itu atas seijin Tuhan untuk mendewasakan iman kita.
Orang Kristen yang menghadapi proses pergumulan hidup dari dukacita menjadi sukacita bukan bergantung pada situasi tapi pada pengenalan kita akan Tuhan yang memiliki tujuan yang mulia atas hidup kita. Oleh karena itu, milikilah hikmat Allah dalam menghadapi semua masalah dan pencobaan sehingga kita tahu bagaimana mengambil keputusan yang tepat.
Mintalah hikmat dari Tuhan selalu jika kita merasa masih kekurangan hikmat. Hikmat ini bukan bersifat teoritis tapi pengertian praktis mengenai hidup. Ketika kita memohon hikmat kepada Tuhan ada syaratnya yaitu dipanjatkan dalam iman dan jangan bimbang. Orang bimbang seperti gelombang laut yang diombangambingkan dan orang tersebut tidak akan mendapat apa-apa. Orang semacam itu adalah orang yang mendua hati yaitu yang kesetiaannya bercabang. Orang seperti ini adalah orang yang meragukan doanya kepada Allah dan meragukan Allah untuk menjawab doanya namun ia percaya bahwa Allah itu ada. #passionateheintje.blogspot.com
Yakobus 1:8 "Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya."
Komentar
Posting Komentar