CERDIK TAPI TULUS
Sebuah Perenungan - Dr. Heintje Kobstan
CERDIK TAPI TULUS
Dalam cerita dongeng rakyat, tokoh binatang yang cerdik adalah kancil. Bagaimana si kancil bisa menaklukkan buaya dengan kecerdikannya.
Dalam hidup ini orang bisa menjadi cerdik tapi juga licik. Licik berarti banyak akal tapi buruk, culas, curang, licin. Sedangkan cerdik bisa berarti positif: banyak akal, cepat mengerti tentang situasi dan pandai mencari pemecahannya. Sedangkan dalam artian negatif: banyak akalnya dalam hal tipu muslihat, licik, licin. Seseorang dalam hal tertentu bisa menjadi licik atau cerdik tergantung dari motivasinya.
Kecerdikan tanpa ketulusan akan mengakibatkan kelicikan. Kecerdikan harus dibarengi sikap tulus. Orang cerdik mampu menghadapi segala situasi dan bisa beroleh jalan keluar. Orang cerdik pun bisa menggunakan kemampuannya untuk menipu lawan. Si kancil dalam satu sisi bisa dikatakan cerdik tapi juga licik.
Dalam melakukan aktifitas sehari-hari kita perlu kecerdikan agar terhindar dari hal-hal yang merugikan atau membahayakan karena semakin banyak orang jahat disekitar kita. Namun kecerdikan kita harus disertai sikap yang tulus dalam landasan takut akan Allah, maka kita akan melihat penyertaan Tuhan dalam hidup ini. Kecerdikan dalam ketulusan juga merupakan bagian dari hikmat dan kebijaksanaan.
#passionateheintje.blogspot.com
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."
Komentar
Posting Komentar