Devotion 520 : TUHAN PUSAT KEHIDUPAN UMATNYA

Devotion 520 - Dr. Heintje Kobstan
TUHAN PUSAT KEHIDUPAN UMATNYA
Bacaan: Ulangan 12

Pemusatan ibadah di Kemah Suci dilakukan agar supaya ada ketertiban dalam ibadah dan pengajaran hukum-hukum Tuhan.

Bangsa-bangsa yang berada di tanah Kanaan membangun tempat-tempat ibadah, mezbah-mezbah pengorbanan, tugu-tugu berhala, tiang-tiang berhala, patung-patung allah di gunung-gunung yang tinggi, di bukit-bukit dan dibawah pohon-pohon yang rimbun. Musa mengingatkan mereka agar tidak mengikuti dan mencemari hidup mereka dengan cara ibadah bangsa-bangsa itu. Jika mereka telah memasuki Kanaan maka haruslah menghancurkan semua tempat-tempat ibadah tersebut.

Pola ibadah bangsa Israel dan bangsa-bangsa lainnya berbeda. Jika, bangsa-bangsa dapat dengan bebas mendirikan tempat-tempat ibadah yang dimana mereka sukai maka Israel hanya mempunyai 1 tempat, yaitu Kemah Suci. Konsep 1 tempat ibadah di 1 tempat yang akan ditentukan sendiri oleh Tuhan untuk menghindarkan Israel dari kontaminasi penyembahan berhala bangsa-bangsa Kanaan. Bangsa Israel tidak diizinkan untuk menyembah Allah dengan cara yang sama seperti orang-orang Kanaan menyembah dewa-dewi mereka. Kemungkinan karena itulah maka Allah membuat sebuah sentralisasi tempat ibadah. Semua persembahan korban, persembahan persepuluhan, persembahan khusus dan nazar, semuanya harus dilakukan di Kemah Suci dan tidak ada lagi mezbah korban lokal yang dibuat sesuka hati mereka. Maksud dari semua ini adalah agar Tuhanlah yang menjadi pusat dari kehidupan orang Israel.

Tuhanlah pusat dari seluruh kehidupan umatNya, karena itu semua yang kita lakukan dalam hidup ini harus didasarkan pada tujuan untuk memuliakanNya.

#passionateheintje.blogspot.com
Ulangan 12:14 "tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN di daerah salah satu sukumu, di sanalah harus kaupersembahkan korban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan segala yang kuperintahkan kepadamu."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT