Devotion 157: JANGAN MENYOMBONGKAN DIRI DI HADAPAN ALLAH
Devotion 157 - Dr. Heintje Kobstan
JANGAN MENYOMBONGKAN DIRI DI HADAPAN ALLAH
Bacaan: Lukas 18
Manusia suka memamerkan apa yang ia miliki. Bukan hanya dalam bentuk materi bisa juga dalam bentuk sifat. Misalnya, saya suka memberi lho, saya ini penyandang dana gereja, dll. Sifat seperti ini merupakan kesombongan di mata Tuhan.
Suka pamer mencerminkan kesombongan diri. Suka pamer merupakan tindakan ingin diakui oleh orang lain.
Yesus memberi 2 perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi ini selalu ingin aktifitas keagamaannya diketahui semua orang bahkan ingin diakui oleh Tuhan juga. Kecenderungan hatinya selalu merasa lebih baik dan benar dari orang lain. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: "Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku."
Namun disudut lain, ada seorang pemungut cukai yang berdoa juga. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."
Yesus memberikan perumpamaan bahwa ada 2 sikap hati, hati sombong, suka pamer bahkan dihadapan Allah sekalipun dan hati yang bertobat yang mengakui segala dosanya. Allah berkenan kepada sikap hati yang bertobat.
Aktifitas keagamaan kita tidak menjamin perkenanan Allah. Sikap dan hati yang bertobat serta menyesali semua dosanya inilah yang membawa perkenan Allah. Jangan pernah menyombongkan diri dihadapan Allah dan menganggap diri lebih baik dari orang lain. Merendahkan diri dihadapan Allah adalah lebih baik dan dikenan olehNya.
#passionateheintje.blogspot.com
Lukas 18:9 "Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:.."
Komentar
Posting Komentar