Devotion 302 : RASUL DAN IMAM BESAR
Devotion 302 - Dr. Heintje Kobstan
RASUL DAN IMAM BESAR
Bacaan: Ibrani 3
Setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu hanya Allah saja.
Bangunan yang indah, mewah ataupun yang biasa dan sederhana dibangun oleh para ahli bangunan. Karya-karya yang hebat dan monumental di dunia dibuat oleh para arsitek yang luar biasa. Namun darimanakah keahlian yang mereka miliki untuk membuat itu semua? Mungkin ada yang berkata, karena mereka belajar dan menekuni bidang itu sehingga berhasil. Tapi siapakah yang memberi kemampuan mereka untuk bisa belajar dan menekuni semua itu? Akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa Tuhanlah yang memberi mereka kecerdasan dan kemampuan untuk membangun. Hal ini berarti Tuhanlah ahli bangunan segala sesuatu yang memberikan kemampuan bagi sekelompok manusia untuk bisa membangun sesuatu.
Musa diberi blueprint oleh Allah untuk membangun Kemah Musa atau Tabernakel Musa dan segala perkakas yang ada di dalamnya. Musa dikatakan sebagai perpanjangan tangan Allah untuk membangun tempat ibadah umat Israel. Kehendak Allah dinyatakan dan dilaksanakan oleh Musa. Musa setia dalam Tabernakelnya, ia mengelola ibadah didalamnya dengan baik tetapi yang menjadi kepala atas Tabernakel itu adalah Yesus sendiri. Yang berarti Musa adalah alat Tuhan untuk mengelola Tabernakel itu. Sehingga kita yang telah dikuduskan dan dipanggil untuk mendapat bagian dalam panggilan sorgawi harus selalu memandang kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui yaitu Yesus. Hanya imam besar yang bisa masuk dalam ruang maha kudus sekali dalam setahun tetapi Yesus adalah Imam Besar untuk selamanya bagi umatNya.
Yesus adalah Rasul yang telah membangun umatNya sendiri. Dan sebagai Imam Besar, Ia telah menjadi perantara dan pendamai antara umat dan Allah. Yesus adalah Rasul dan Imam Besar yang kita percayai, jangan palingkan pandangan kita daripadaNya.
#passionateheintje.blogspot.com
Ibrani 3:14 "Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula."
Komentar
Posting Komentar