Devotion 800 : BERSERAH PADA KEDAULATAN TUHAN

Devotion 800 - Dr. Heintje Kobstan
BERSERAH PADA KEDAULATAN TUHAN
Bacaan: Ayub 9

Dalam menghadapi nasihat-nasihat yang tidak membangun iman, Ayub tidak berdiam diri tetapi mengadakan konfrontasi. Ayub mengemukakan pemahamannya tentang Tuhan. Apa yang dikemukakan baik Elifas maupun Bildad, telah Ayub mengerti dan paham. Ayub mengakui bahwa dirinya adalah manusia yang tidak mungkin benar di hadapan Tuhan. Kebenaran manusia ibaratnya kain kotor dan akan benar sempurna jika Tuhan sendiri yang membenarkan. Dengan demikian Ayub tidak mau berperkara dengan Tuhan, karena ia tahu keberadaan dirinya. Ayub tidak berusaha untuk menggugat perkaranya di hadapan Tuhan karena Ia tahu bahwa Tuhan tahu apa yang dialaminya sehingga hal yang harus ia lakukan adalah hanya memohon belas kasihan Tuhan saja.

Di dalam bukunya, The Lion, the Witch, and the Wardrobe, C. S. Lewis menggunakan figur singa sebagai perlambangan Tuhan. Lewis menggambarkan kemahakuasaan Tuhan sebagai sesuatu yang mendebarkan, namun meneduhkan. Mendebarkan karena kita tidak dapat mengatur Tuhan; meneduhkan sebab Ia baik. Ayub harus berdiri di hadapan kedaulatan Allah karena sebagai ciptaan, ia berada dalam posisi yang lemah. Namun walaupun demikian Tuhan masih berkenan mendengar seruannya. Dalam kedaulatan Tuhan, mungkin kita bisa protes atau menggugat Tuhan karena keadaan hidup kita tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Mungkin kita merasa tidak ada dosa, tidak bersalah, kita sudah melalukan apa yang dikehendaki Tuhan, kita sudah hidup benar, bahkan berkorban dalam pelayanan, tetapi mengapa masalah dan penderitaan masih menimpa hidup kita? Ayub pun mempertanyakan hal ini di hadapan Tuhan karena ia merasa tidak bersalah. Tetapi kita tidak dapat mengatur Tuhan, karena Ia tahu apa yang harus dilakukanNya bagi hidup kita. Manusia tidak mengetahui masa depan bahkan semenit didepannya tidaklah diketahuinya. Karena itu tetap percaya dan berserah pada kedaulatan Tuhan bahwa apapun yang sedang terjadi dalam kehidupan kita pasti ujungnya adalah kebaikan dan kemuliaan.

Manusia tidak mengetahui masa depan hidupnya sehingga ketika kita sedang berjalan melalui penderitaan hidup, tetap percaya dan berserah pada kedaulatan Tuhan bahwa pada akhirnya adalah kebaikan dan kemuliaan.

#passionateheintje.blogspot.com
Ayub 9:4, 32 "Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?.... Karena Dia bukan manusia seperti aku, sehingga aku dapat menjawab-Nya: Mari bersama-sama menghadap pengadilan."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT