Devotion 794 : DIMULAI DARI PIKIRAN

Devotion 794 - Dr. Heintje Kobstan
DIMULAI DARI PIKIRAN
Bacaan: Ayub 3

Ketika Ayub dalam malapetaka, ia mendapatkan kunjungan dari 3 sahabatnya. Ketika mereka melihat Ayub dari kejauhan, mereka tidak dapat mengenalinya lagi. Yang mereka lakukan adalah menangis dan ikut berduka bersamanya. Mereka turut merasakan apa yang Ayub rasakan dan berusaha untuk menghiburnya. Walaupun Ayub terlihat kuat dan tabah menghadapi semua malapetaka ini dan tidak berbuat dosa, tetapi Ayub bukanlah manusia super, ia hanyalah seorang manusia biasa yang tidak sempurna. Pada satu titik, ia mengeluarkan pernyataan mengutuk hari kelahirannya, tetapi ia tidak pernah mengutuk Tuhan.

Elisabeth Kubler Ross, yang terkenal dengan bukunya, Death and Dying, menulis bahwa dalam menghadapi kematian, manusia melewati beberapa tahapan reaksi, dan salah satunya ialah keputusasaan. Tampaknya kondisi seperti itulah yang sedang dialami oleh Ayub. Ia tidak hanya telah kehilangan orang-orang yang dikasihinya, harta bendanya, tetapi juga tubuhnya terancam kematian. Saat itu, selain napas, tidak ada lagi yang tersisa dalam kehidupannya. Apa yang diungkapkan Ayub bukanlah pemberontakan terhadap kehendak Allah, melainkan perasaan sakit yang tak tertahankan akan penderitaan yang melanda hidupnya. Ayub memunculkan 4 kali pertanyaan "mengapa" tetapi ia tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Sehingga timbullah pemikirannya bahwa seandainya ia tidak dilahirkan maka ia tidak akan mengalami malapetaka ini dan juga kenapa ia tidak segera mati saja supaya tidak lama mengalami siksaan penyakit ini. Memang dalam pernyataan Ayub, tersirat ia marah, kecewa bahkan putus asa tetapi Ayub tidak pernah mengutuki Tuhan. Apa yang dialami Ayub adalah representatif keadaan manusia saat ini yang sedang ditimpa malapetaka, ada yang berespon marah, menuduh dan menyalahkan Tuhan bahkan mulai memperhitungkan semua yang ia telah lakukan bagi Tuhan. Inilah sikap manusia, Ayub walaupun ia orang saleh tetapi ia manusia biasa dan tidak menyalahkan Tuhan. Ayub sadar bahwa apa yang ia pikirkan itulah yang akan ia lakukan, sehingga jika ia berpikir tentang kebaikan Tuhan maka hidupnya akan dipenuhi ucapan syukur.

Respon kita terhadap kehidupan dimulai dari pikiran. Ketika kita berpikir baik maka respon kita akan baik pula, begitu sebaliknya.

#passionateheintje.blogspot.com
Ayub 3:25 "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT