Devotion 580 : MENGHARGAI PANGGILAN TUHAN

Devotion 580 - Dr. Heintje Kobstan
MENGHARGAI PANGGILAN TUHAN
Bacaan: Hakim-hakim 14

Simson menjadi besar dan Tuhan memberkati dia. Nama Simson mempunyai arti matahari, diharapkan kelak bahwa ia akan menjadi penerang bagi orang Israel. Tetapi menjadi besar bukan berarti telah menjadi dewasa. Seperti ada pepatah berkata, menjadi tua itu pasti tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Terlihat bahwa Simson tidak menjadi seperti seorang nazir Allah, karena ia tidak termotivasi oleh kelahirannya yang ajaib.

Sepak terjangnya sebagai hakim diawali oleh pernyataan: "Mulailah hatinya digerak-kan oleh Roh TUHAN ..." Terjemahan yang lebih tepat adalah: "Mulailah Roh TUHAN menggerakkannya ...". Kata Ibrani patsam berarti "mendorong" atau "memaksa." Kata ini menyatakan bahwa seluruh perjalanan hidup Simson berada di bawah kendali Roh Allah. Tetapi Simson tidak menghargai kenazirannya hal ini ditandai oleh tindakannya yang mengambil istri seorang Filistin. Walaupun hal ini merupakan kehendak Tuhan agar Simson bisa berperkara dengan Filistin. Ia melanggar kekudusan dengan memakan madu dari bangkai singa. Dan juga menyelenggarakan pesta dengan berpesta pora selama 7 hari. Walaupun ia mengalahkan 30 orang Filistin tetapi ia melakukannya dengan alasan yang salah. Masalah mendasar pada diri Simson adalah ia tidak menghargai panggilannya sebagai nazir Allah dan tidak menghargai orang tuanya. Bahkan sebagai nazir, ia lebih memuaskan hawa nafsunya dibanding mendisiplinkan diri menaati kehendak Tuhan. Marilah kita belajar untuk menghargai panggilan Tuhan dan menaati otoritas yang ada diatas kita.

Hargailah panggilan dan otoritas TUHAN serta biarkan RohNya bergerak melalui hidup kita untuk menyatakan kuasaNya.

#passionateheintje.blogspot.com
Hakim-hakim 14:2 "Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: "Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT