Devotion 423 : KEBESARAN HATI SEORANG PEMIMPIN
Devotion 423 - Dr. Heintje Kobstan
KEBESARAN HATI SEORANG PEMIMPIN
Bacaan: Keluaran 18
Jangan berhenti belajar selama masih ada kesempatan.
Setelah meraih kemenangan dalam peperangan melawan Amalekh, Israel berkemah di dekat gunung Allah. Lalu berkunjunglah Yitro, mertua Musa beserta istri Musa, Zipora dan anak-anaknya, Gersom dan Eliezer. Musa seorang pemimpin bangsa besar, merendahkan dirinya untuk sujud menyambut Yitro. Sikap rendah hati seperti ini merupakan kesaksian yang baik. Kemudian Musa menceritakan kepada ayah mertuanya, mengenai segala sesuatu yang Tuhan sudah lakukan bagi mereka.
Yitro adalah seorang imam di Midian, menurut para ahli ia adalah keturunan Ketura. Kesaksian Musa berbuahkan pengakuan dari Yitro bahwa Tuhan Allah Israel lebih besar daripada segala allah. Tidak berarti bahwa TUHAN (YHWH) adalah allahnya Yitro atau bahwa Yitro selanjutnya memeluk agama TUHAN. Setidaknya lewat kesaksian Musa, Yitro mengakui kebesaran TUHAN. Bangsa Israel sudah berkali-kali melihat dan merasakan perbuatan ajaib Allah, tetapi masih saja menggerutu dan menunjukkan ketidakpercayaan. Yitro memiliki peran besar kepada Musa. Ketika ia melihat bagaimana Musa memimpin Israel, ia menasihati Musa supaya mendelegasikan urusan peradilan dengan menunjuk pemimpin-pemimpin yang dapat meringankan tugas Musa. Disinilah letak kebesaran jiwa Musa, sebagai pemimpin yaitu bersedia belajar dari orang lain. Nasihat Yitro agar ia mendelegasikan tugas kepemimpinannya kepada orang lain yang cakap dan berintegritas tinggi disambutnya dengan sepenuh hati. Hasilnya, Musa dapat menggembalakan Israel dengan baik.
Seorang pemimpin janganlah bersikap sudah tahu segala sesuatu sehingga ia menganggap dirinya tidak perlu lagi belajar. Tuhan dapat mengajar kita lewat firmanNya, melalui para pemimpin lain, bahkan juga lewat orang-orang yang kita pimpin.
#passionateheintje.blogspot.com
Keluaran 18:24 "Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya."
Komentar
Posting Komentar