Devotion 350 : KEBENARAN SEJATI VS KEBENARAN2 PALSU
Devotion 350 - Dr. Heintje Kobstan
KEBENARAN SEJATI vs KEBENARAN-KEBENARAN PALSU
Bacaan: Wahyu 17
Kebenaran sejati telah dikeroyok oleh kebenaran-kebenaran palsu tetapi yang sejatilah yang akan menang. Itulah kebenaran Allah.
Berbagai paham sedang berkembang didunia seperti pluralisme, sekularisme, hendonisme, materialisme, humanisme dan sebagainya. Paham-paham ini sudah merasuk masyarakat modern diseluruh dunia. Dan dunia sedang menuju kepada kegenapan Wahyu 17, Babel yang digambarkan sebagai pelacur akan bangkit. Bisa jadi Babel adalah sebuah kota atau suatu kerajaan atau suatu sistem perdagangan atau politik dunia. Dijaman globalisasi ini bisa jadi menunjukan semua kota-kota modern didunia atau sebuah 'kerajaan' yang memiliki kekuasaan yang telah berhasil menggabungkan kekuatan ekonomi-politik-kebudayaan dan agama, dalam sistem masyarakatnya akan hancur.
Bagi Walvoord* dan banyak penafsir Injili yang lain, Pelacur Besar ini melambangkan agama "Kristen" yang sebenarnya sudah mencampakkan segala ajaran Kristus. Dan kemudian digantikan dengan paham-paham duniawi, kebenaran-kebenaran palsu yang ada yang dibalut dengan globalisasi dan modernisasi yang telah mempengaruhi bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa. Pelacur ini sebenarnya umpan Iblis untuk memperbudak dunia menjadi penyembahnya. Kebudayaan tanpa Allah menghasilkan berbagai dosa jahat. Masa kini kehidupan ala "dugem" dan berbagai bentuk spiritualitas yang bertentangan dengan Alkitab adalah contoh gaya hidup pemberontakan terhadap Allah.
Inilah yang sedang terjadi, manusia akan bertambah jahat, mengasihani dirinya sendiri dan tidak mempedulikan Allah. Semua ini merupakan refleksi dari persekutuan manusia dengan si pelacur. Karena itu tetaplah berjaga-jaga agar jangan sampai terkontaminasi oleh paham dunia ini.
#passionateheintje.blogspot.com
Wahyu 17:5, Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Komentar
Posting Komentar