Devotion 825 : PIKIRAN MANUSIA

Devotion 825 - Dr. Heintje Kobstan
PIKIRAN MANUSIA
Bacaan: Ayub 34

Teodise berasal dari bahasa Yunani yaitu Theos yang artinya Allah dan dike yang artinya keadilan, kebenaran dan pembenaran. Jadi teodise berarti keadilan, kebenaran, atau pembenaran Allah (oleh manusia) atau usaha yang membenarkan tindakan-tindakan Allah. Dengan kata lain, teodise adalah pembenaran cara-cara Allah terhadap manusia, usaha mempertahankan kebaikan dan keadilan Allah dalam menakdirkan atau kejahatan moral dan alamiah maupun penderitaan manusia atau usaha untuk membuat kemahakuasaan dan kemaharahiman Allah cocok dengan existensi Allah, serta usaha mempertahankan keyakinan bahwa dunia inilah yang terbaik dari semua kemungkinan. Istilah ini muncul atau diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibnizt ke dalam filsafatnya melalui karyanya essais de theodicea (mengenai kebaikan Allah, kebebasan manusia dan asal usul kemalangan) pada tahun 1710 untuk mencirikan topic pemerintahan Allah atas dunia dalam hubungannya dengan kodrat manusia.

Dalam pasal ini, Elihu sedang mengembangkan konsep pemikiran seperti filsafat Teodise untuk menjawab pertanyaan Ayub tentang keadilan Tuhan. Elihu melihat bahwa Ayub bukan hanya menuduh Allah tidak adil, tetapi sedang menghujat Dia. Karena itu, ia mengimbau agar orang-orang (maksudnya Ayub) menjadi berhikmat (ayat 10). Dengan berbagai argumen Elihu menegaskan bahwa Allah tidak mungkin salah dan bahwa manusia mutlak tergantung padaNya (ayat 11-15). Sebenarnya, apa yang dikatakan Elihu tentang keadilan Tuhan dan tidak ada kecurangan padaNya adalah benar. Namun Elihu menuduh Ayub sebagai orang fasik yang telah menghujat Allah (ayat 5-9). Elihu bukan lagi penengah berhikmat yang netral (lih. 32:21-22). Ia menengahi dengan motivasi bukan menolong Ayub, melainkan menuduh Ayub untuk membela Tuhan. Elihu telah terjebak dengan pola pikir sempit ketiga teman Ayub bahwa penderitaan Ayub adalah bukti keberdosaan Ayub. Elihu ini juga sama-sama tidak tahu seperti yang lainnya tentang percakapan di surga yang disebutkan pada pembukaan kisah ini. Karena itu penafsirannya terhadap penderitaan Ayub, tidak komprehensif. Sehingga apa yang dikatakan oleh Elihu merupakan hasil dari pemikiran dan dugaan manusia atas keadilan Allah yang diwujudkan dalam penderitaan Ayub, inilah filsafat teodise itu. Karena telinga itu menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan. Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil, menentukan bersama-sama apa yang baik.

Janganlah terburu-buru menilai kehidupan seseorang hanya berdasarkan pemikiran kita ataupun pendapat orang lain.

#passionateheintje.blogspot.com
Ayub 34:36 "Ah, kiranya Ayub diuji terus-menerus, karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT