Devotion 823 : DIAM DAN TENANGLAH

Devotion 823 - Dr. Heintje Kobstan
DIAM DAN TENANGLAH
Bacaan: Ayub 32

Pada akhirnya segala tuduhan kepada Ayub berhenti. Segala sesuatu akan ada akhirnya, namun bagi Ayub meskipun 3 sahabatnya telah menuduhnya melakukan kejahatan dan berhenti melakukannya tetapi itu belum sepenuhnya berhenti. Masih ada Elihu, sahabatnya yang ke-4 yang sebelumnya hanya berdiam diri saja. Kini ia lagi yang akan melanjutkan gelar perkara ini. Elihu menjadi marah kepada Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.

Elihu selama ini bungkam karena ia menghormati kaum yang lebih tua, yaitu Ayub dan ketiga temannya. Namun ketika sudah tidak ada lagi respon dari Elifas, Bildad dan sofar, maka barulah Elihu berbicara. Inilah contoh bagi anak muda masa kini, yang gemas menyaksikan keadaan sekitarnya, tetapi harus berusaha menahan diri menanti giliran bicara. Yang membuat Elihu kemudian mengajar para tokoh yang lebih tua dari dirinya adalah kegagalan para sahabat itu untuk menjawab secara memuaskan protes-protes Ayub yang penuh semangat terhadap Allah. Mereka telah gagal untuk membuktikan bahwa Ayub telah bersalah didalam keluhannya terhadap keadilan ilahi. Apa yang Elihu lakukan sebenarnya baik, bahwa ia dengan sabar, tidak terburu-buru, menunggu giliran untuk berbicara dan dalam kesabaran itu ia mengamati dan melakukan penilaian serta mencari solusi untuk dikemukakan pada saatnya. Karena jika kita menghadapi masalah kehidupan dan terburu-buru dalam berespon maka kita pun bisa terjebak dalam pusaran masalah itu. Karena itu, dalam setiap masalah Alkitab menyatakan diam dan tenanglah supaya kamu dapat berdoa untuk meminta hikmat dan pertolongan Tuhan atas masalah itu.

Janganlah terburu-buru untuk berespon terhadap masalah kehidupan, tetapi diam dan tenanglah agar kita bisa berdoa dan mendapatkan pertolongan Tuhan.

#passionateheintje.blogspot.com
Ayub 32:11 "Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu, aku telah memperhatikan pemikiranmu, hingga kamu menemukan kata-kata yang tepat."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT