Devotion 824 : KESOMBONGAN ROHANI
Devotion 824 - Dr. Heintje Kobstan
KESOMBONGAN ROHANI
Bacaan: Ayub 33
Kali ini Elihu mulai menyatakan pendapatnya bahkan menggurui Ayub. Elihu dengan berani menantang Ayub, walaupun ia masih muda. Mengapa demikian? Karena Elihu memiliki keyakinan bahwa Roh Allah telah memberikannya kehidupan. Dengan keyakinan itu ia menyatakan bahwa proses penciptaan Ayub dan dirinya adalah sama, dibentuk dari tanah liat. Apa yang dikatakannya adalah keluar dari hati yang jujur dan diucapkan dengan terang atau jelas menurut yang ia ketahui. Tetapi teguran Elihu kepada Ayub mempunyai kesamaan dengan tiga sahabatnya yang lain.
Elihu mempersalahkan Ayub karena berani mempertanyakan kebijaksanaan Allah bahkan mempersalahkan keadilan Allah. Elihu menyatakan bahwa sebenarnya Ayub tidak mendengar teguran Tuhan karena Tuhan itu berbicara pada manusia dengan berbagai cara. Seperti lewat mimpi untuk mengingatkan manusia agar setia dan taat. Tetapi juga Tuhan bisa berbicara lewat penderitaan. Melalui penderitaan yang bertubi-tubi, manusia disadarkan akan kefanaan dirinya dan kebergantungannya secara penuh pada Allah. Bahkan dalam penderitaan itu, akan ada malaikat penengah yaitu orang benar yang akan menunjukkan jalan kebenaran Tuhan agar manusia dapat memperoleh kasih Tuhan ketika mereka menyadari kesalahannya. Elihu memposisikan dirinya sebagai malaikat penengah bagi Ayub. Karena menurut Elihu, Ayub pasti telah melakukan kesalahan sehingga Tuhan menegur dia lewat penderitaan. Dan dia dipakai Tuhan untuk membawa kembali Ayub ke jalan Tuhan dengan mengakui segala kesalahannya dan bertobat. Apakah benar Elihu dipakai Tuhan untuk menjadi malaikat penengah bagi Ayub? Jika melihat ayat 9, Elihu menyampaikan pendapat diatas dasar kesimpulan yang salah. Ayub tidak menyatakan bahwa hidupnya telah benar dan tidak berdosa, tetapi ia tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan oleh ke-3 sahabatnya itu. Kita harus menjaga motivasi yang murni dalam menegur orang lain, karena bisa jadi itu adalah kesombongan rohani karena merasa telah mengetahui kebenaran lebih dari orang lain.
Merasa diri telah mengetahui kebenaran lebih dari orang lain adalah suatu bentuk kesombongan rohani.
#passionateheintje.blogspot.com
Ayub 33:5 "Jikalau engkau dapat, jawablah aku, bersiaplah engkau menghadapi aku, pertahankanlah dirimu."
Komentar
Posting Komentar