Devotion 1029 : GAIRAH CINTA

Devotion 1029 - DR. Heintje Kobstan
GAIRAH CINTA
Bacaan: Kidung Agung 3

Keindahan cinta terletak pada gairah. Gairahlah yang membuat cinta itu tidak status tetapi dinamis. Tetapi gairah juga bisa redup, ibarat nyala api lampu teplok yang jika tidak dijaga minyaknya maka lampu itu akan mati. Gairah juga diibaratkan air laut, ada saat pasang dan ada saat surut. Mengapa bisa pasang surut? Karena pengaruh Gaya gravitasi bulan terhadap bumi. Artinya gairah itu harus saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dua orang, pria dan wanita. Untuk memelihara gairah ini, maka tidak cukup hanya satu pasangan yang mengusahakannya tetapi harus bersama-sama. Dalam pasal ini, kita melihat betapa bergairahnya sang wanita terhadap pasangannya.

Dalam budaya Timur, perempuan diposisikan untuk pasif, cenderung pasrah dan kurang responsif dalam mengungkapkan perasaannya. Tetapi dalam pasal ini, wanita menyatakan perasaannya yang menggebu-gebu. Namun pernyataan itu mungkin hanya diungkapkan dalam mimpi atau khayalan. Tetapi hasrat dan kerinduan sang wanita terhadap mempelai ya begitu dalam. Oleh karena itu dalam mimpi atau khayalan sang mempelai perempuan pun berlanjut, ketika sang kekasih ditemukan, ia segera memegangnya erat-erat, dan membawanya ke kamar ibunya. Kamar ini, yang berbicara tentang keintiman, pasti suci bagi perempuan muda itu. Tetapi kamar ini juga berbicara penghormatan kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya. Ibu dengan sikap melindungi putrinya, pasti mengharapkan kata-kata janji dan pengharapan bahwa sang pria tidak akan menyia-nyiakan anak perempuannya. Disini berbicara tentang komitmen untuk membangun kehidupan nikah yang kudus dan kuat. Sekali lagi hasrat bersatu yang begitu menggebu-gebu, harus dikendalikan sampai tiba waktu yang tepat. Bukan hanya sebelum menikah kita bergairah kepada pasangan kita tetapi juga pada sepanjang jalan pernikahan itu sendiri. Ingat gairah tidak selamanya berbicara tentang aktifitas seksual saja tetapi banyak hal yang diperlukan untuk membangun kehidupan nikah yang kokoh. Jangan dasari pernikahan atas dasar gairah seksual saja karena itu bukan dasar yang kuat, tetapi gairah itu harus bersumber dari kerinduan kita kepada Tuhan yang diwujudkan keluar kepada pasangan kita.

Jangan membangun hubungan hanya karena ketertarikan fisik saja sebab itu bisa berubah dan berlalu sia-sia tetapi bangunlah diatas dasar kasih Tuhan yang paling murni.

passionateheintje.blogspot.com
Kidung Agung 3:4 "Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku; kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia ke rumah ibuku, ke kamar orang yang melahirkan aku."

Pembacaan Alkitab Setahun BERGEMA:
Tgl. 28'07'18 = Yesaya 25-27

#kingdomdevotion

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devotion 1002 : AKAL BUDI DAN PENGERTIAN

Devotion 482 : BERJALAN DALAM KEHENDAKNYA

PENJILAT